LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR
OP-AMPLIFIER
Nama : Ahmad Nahyudin
NIM :
10/303053/PA/13445
Hari/jam : Sabtu / 08.00
Tanggal : 15 Desember 2012
LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN
INSTRUMENTASI JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
I. Pendahuluan
Praktikum
elektronika dasar merupakan pengimplementasian praktik untuk menerapkan teori
yang sudah dipelajarai dalam mata kuliah Elektonika Dasar. Dalam peralatan
elektronika dasar yang komplek, kita
akan menemukan komponen-komponen elektronika seperti dioda, transistor,
OP-Amplifier, IC gerbang logika, timer 555 (LED dan buzzer), 7 segment,
akuisisi data, dan komponen lainnya. Ilmu
yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain
dan pembuatan sirkuit elektroniknya
adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Suatu
alat elektronik akan tersusun dari banyak rangkaian elektronika. Serangkaian
itu sesungguhnya hanya memanfaatkan penggabungan sifat dari masing-masing
komponen elektronika. Karena tiap-tiap komponen elektronika memiliki
karakteristik kerja yang berbeda. Resistor yang memiliki sifat menghambat arus
, kapasitor yang berfungsi sebagai penyimpan energy dalam medan listrik,
inductor yang memiliki karakter penyimpanan energy dalam bentuk medan magnet,
diode yang memiliki sifat pensaklaran, dan sebagainya. Perbedaan inilah yang
akan di rancang sedemikian rupa dari sehingga menjadi kesatuan rangkaian
elektronika yang saling melengkapi sifatnya, sehingga terciptalah suatu alat
elektronik dengan fungsi tertentu.
Dalam
pengukuran tegangan , arus , dan hambatan , dapat menggunakan multimeter
digital demi mendapatkan ukuran suatu komponen elektronika yang tepat. Sehingga
dalam penciptaan suatu alat elektronika tidak terjadi kegagalan sedikitpun saat
alat berkerja.
Komponen
komponen elektronika dikenal ada dua jenis komponen. Dua
macam komponen ini adalah komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen
elektronika dalan elektronika dasar ini
selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.
Komponen aktif adalah
jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja
dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC
juga Lampu Tabung. Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2
ini. Sedangkan komponen pasif adalah
jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh
komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam
elektronika dasar penggunaan kedua jenis komponen ini hampir
selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang
hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall
pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari
komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan
diperkecil ukuran fisiknya.
Penguat
operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Penguat
Operasional biasa disebut operational amplifier atau OP-AMP ini merupakan jenis
penguat pada elektronika dengan arus searah (DC). OP-AMP
memiliki factor penguat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Contoh penggunaan penguat operasional
adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan
terhadap tegangan listrik.
II. Dasar Teori
Op Amp adalah sebuah IC (Integrated
Ciscuit) dari susunan transistor yang disusun sebagai penguat. Op amp memiliki gain yang tinggi (A=105
typically). Op amp juga
memiliki input impedans yang tinggi (R=4 MΩ , typically) dan output
impedans yang kecil. Op amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan
coupling arus
searah dengan dua masukan dan satu keluaran. Dalam percobaan
ini digunakan op-amp LM 741 dengan tegangan keluaran sebanding dengan beda
tegangan antara kedua isyarat masukan.
Bila isyarat
masukan dihubungkan dengan masukan inverting, maka pada daerah frekuensi tengah
isyarat keluaran akan berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sebaliknya bila masukan dihubungkan dengan masukan non-inverting,
maka isyarat keluaran sefasa dengan isyarat masukan.
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu
memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal
tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Karakteristik ideal
pada op –amp yaitu:
1. Gain tegangan tak
berhingga.
2. Impedansi keluaran adalah nol.
3. Impedansi masukan tak berhingga.
4. Lebar pita (bandwidth) tak berhingga.
5. Common mode rejection (CMMR) tak berhingga.
6. Tegangan
ofset nol (keluaran akan nol jika masukan nol)
Op Amp sendiri
terbagi atas beberapa jenis yang bergantung pada keperluan penggunaannya. Diantaranya adalah :
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan
balik negatif untuk membalik dan menguatkan suatu tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian
sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran memiliki beda fase 180°, maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar
masukan.
Sebuah penguat pembalik yang memiliki gain
minimum bernilai 1. Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan
masukan pada penguat operasional maka impedansi masukan bernilai tak berhingga.
Penguat Diferensial
Penguat diferensial digunakan untuk mencari
selisih dari dua tegangan yang telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang
ditentukan oleh nilai resistansi.
Integrator
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan
terhadap waktu. Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis
pelewat-tinggi dan dapat digunakan untuk rangkaian tapis aktif.
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan
terhadap waktu. Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator
dengan cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena
harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Diferensiator dapat juga
dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.
III. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
a) Inverting
Amplifier
Ø Alat
dan Bahan
·
Breadboard 1
·
Multimeter 1
·
Power Supply 5 V dan 12 V (+ -) 1
·
Potensiometer 10K 1
·
Resistor 10K 2
·
Resistor 20K 1
·
IC LM324 1
·
Kabel Konektor secukupnya
·
Kabel Jepit Buaya secukupnya
b) Non
Inverting Amplifier
Ø Alat
dan Bahan
·
Breadboard 1
·
Multimeter 1
·
Power Supply 5 V dan 12 V (+ -) 1
·
Potensiometer 10K 1
·
Resistor 10K 2
·
Resistor 20K 1
·
IC LM324 1
·
Kabel Konektor secukupnya
·
Kabel Jepit Buaya secukupnya
c) Penguat
Differensial
Ø Alat
dan Bahan
·
Breadboard 1
·
Multimeter 1
·
Power Supply 5 V dan 12 V (+ -) 1
·
Potensiometer 10K 2
·
Resistor 10K 4
·
IC LM324 1
·
Kabel Konektor secukupnya
·
Kabel Jepit Buaya secukupnya
d) Komparator
Ø Alat
dan Bahan
·
Breadboard 1
·
Multimeter 1
·
Power Supply 5 V dan 12 V (+ -) 1
·
Potensiometer 10K 2
·
LED merah 1
·
Resistor 1K 1
·
IC LM324 1
·
Kabel Konektor secukupnya
·
Kabel Jepit Buaya secukupnya
B. Skema Percobaan dan Tata Laksana
Percobaan
a. Inverting Amplifier
·
Buatlah rangkaian berikut pada breadboard
·
Mintalah bantuan asisten untuk cek rangkaian
sebelum di pasang ke power supply
·
Hubungkan rangkaian yang telah dibuat ke
power supply
·
Ukur tegangan di titik 1 (Vin) dan 2 (Vout)
dengan menggunakan voltmeter kemudian masukan datanya ke dalam table
·
Ganti resistor R1 dengan resistor 20K. ulangi
langkah 4, kemudian masukan datanya kedalam table.
a. Non Inverting Amplifier
·
Buatlah rangkaian berikut pada breadboard
·
Mintalah bantuan asisten untuk cek rangkaian
sebelum di pasang ke power supply
·
Hubungkan rangkaian yang telah dibuat ke
power supply
·
Ukur tegangan di titik 1 (Vin) dan 2 (Vout)
dengan menggunakan voltmeter kemudian masukan datanya ke dalam table
·
Ganti resistor R2 dengan resistor 20K. ulangi
langkah 4, kemudian masukan datanya kedalam table.
a. Penguat Differensial
·
Buatlah rangkaian berikut pada breadboard
·
Mintalah bantuan asisten untuk cek rangkaian
sebelum di pasang ke power supply
·
Hubungkan rangkaian yang telah dibuat ke
power supply
·
Ukur tegangan di titik 1 (Vin), 2 (Vin) dan 3
(Vout) dengan menggunakan voltmeter kemudian masukan datanya ke dalam table
·
Bagaimana perbandingan outputnya? Tuliskan
analisa (perbandingan dengan rumus) dan kesimpulan pada laporan!
IV. Hasil Praktikum
·
Untuk R2 = 10k
Vin
(1)
|
Vout
(2)
|
2,5
|
0,777652
|
2,49998
|
0,777652
|
2,49996
|
0,777649
|
2,49993
|
0,777646
|
2,49991
|
0,777644
|
2,49989
|
0,777641
|
·
Untuk R2 = 20k
Vin
(1)
|
Vout
(2)
|
2,5
|
0,717237
|
2,49996
|
0,717236
|
2,49997
|
0,717235
|
2,49995
|
0,717234
|
2,49994
|
0,717233
|
2,49982
|
0,717232
|
·
Untuk R2 = 10k
Vin
(1)
|
Vout
(2)
|
2,5
|
0,777652
|
2,49998
|
0,777652
|
2,49996
|
0,777649
|
2,49993
|
0,777646
|
2,49991
|
0,777644
|
2,49989
|
0,777641
|
·
Untuk R2 = 20k
Vin (1)
|
Vout (2)
|
2,5
|
0,717237
|
2,49996
|
0,717236
|
2,49997
|
0,717235
|
2,49995
|
0,717234
|
2,49994
|
0,717233
|
2,49982
|
0,717232
|
·
Untuk Vin (1) = 6V
Vin(2)
|
Vout (3)
|
0
|
6,02
|
1
|
5,06
|
2
|
4,02
|
3
|
3,08
|
4
|
1,99
|
5
|
1,02
|
V. Pembahasan
Op-amp atau penguat
operasional merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan coupling arus searah yang memiliki gain sangat besar dengan dua
masukan dan satu keluaran. Dalam percobaan ini kita
hanya menggunakan op-amp biasa yaitu dimana tegangan keluaran sebanding dengan
beda tegangan antara kedua isyarat masukan, yaitu masukan inverting (INV atau
-) dan masukan non-inverting (NON INV atau +).
Prinsip utama rangkaian penguat
non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas. Seperti
namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting.
Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan
inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya
sama seperti menganalisa rangkaian inverting.
Pada op-amp non-inverting nilai penguat sebesar Vo = Rf+Ri/Ri (Vi) jadi jika nilai Ri diperbesar maka nilai
penguat turun, tapi jika Rf dinaikan maka nilai penguat juga meningkat. Pada
Rf=10K dan dengan Ri=10K maka nilai penguat mencapai 2kali tegangan masukan.
Untuk Rf=10K dengan Ri=20k penguat nilainya jadi menurun, karena nilai Ri
meningkat, jika ingin di tingkatkan tegangan keluaran seharusnya Rf yang
ditambahkan, maka akan menjadi lebih besar, tetapi karena nilai Ri menjadi lebih
besar maka tegangan turun, tegangan keluar setelah nilai Ri 20K menjadi 1.5
kalinya saja.
Pratikum ini membuktikan op-amp dibuat menjadi penguat
tegangan dan bekerja secara tepat sesuai teori, pada rumusan Vo = Rf+Ri/Ri (Vi) jadi secara teori dan praktek op-amp tepat.
Jika nilai Rf membesar dimana nilai Ri kecil maka nilai penguat akan membesar,
tetapi jika nilai Ri besar dan nilai Rf kecil maka nilai penguat juga kecil,
jadi nilai penguat jika ingin dibesarkan maka nilai Rf harus lebih besar dari
Ri.
V. Kesimpulan
·
Op-amp
adalah penguat dc yang memiliki impedansi input tinggi dan impedansi output
rendah.
·
Op-amp
dapat digunakan untuk membalik fase suatu sinyal input.
·
Op-amp
dapat digunakan untuk melakukan penguatan terhadap tegangan dari suatu input
sinyal yang kecil sehingga didapat suatu sinyal keluaran yang besar.
·
Konfigurasi
op-amp seperti integrator atau differensiator dapat digunakan untuk mengubah
bentuk sinyal masukkan menjadi bentuk lain pada bagian keluaran.
·
Penguat diferensiator akan mengubah sinyal
input gelombang sinus, kotak, dan segitiga berturut – turut menjadi gelombang
sinus, gelombang garis lurus dengan transient, dan gelombang kotak.
·
Penguat operasional adalah perangkat yang
sangat efisien
·
Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan
balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada
op-amp memegang peranan penting.
· Pada op-amp non-inverting nilai penguat sebesar Vo = Rf+Ri/Ri (Vi)
VI. Daftar Pustaka
William D. Cooper,
ELECTRONIC INSTRUMENTATION AND MEASUREMENT TECHNIQUES, Prentice-Hall of India,
1978
William D. Cooper,
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN, Penerbit Erlangga, 1985
Op –
Amp (Operational Amplifier), (2008)
.http://elektrokita.blogspot.com/2008/10/op-amp-operational-amplifier.html.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2012
0 Comments